Klinting Klinting
Suara lonceng berbunyi riang, pertanda sambutan kedatangan di Toko kami, Toko Kue Pukus Story. Interior Pukus Story cukup sederhana hanya terdiri dari 3 rak alumunium yang mengelilingi dinding bercat kuning. Di bagian tengah ada satu rak etalase di atas meja pualam persegi panjang yang berisi deretan kue tradisional. Etalase itu setiap hari diisi produk kue segar. Kue - kue yang menggugah selera, ada proll tape irisan kecil, klepon 1 pak berisi 4 buah berdiameter 2 cm dengan taburan kelapa nan gurih, ada kue gandjelrel bercita rasa jahe bertabur wijen hangat, onde - onde yang renyah di luar dengan isian kacang hijau yang dijamin tidak pelit dan ada jajanan ginuk - ginuk nan malu - malu terbungkus rapi dengan daun pisang.
Bagian terbaik dari Toko Pukus Story ini adalah booth kitchen yang sengaja diletakkan di bagian depan. Loyang leker dan loyang pukis berdiri bersebelahan, aroma adonan kue leker dan pukis yang dikukus menguar memenuhi seisi toko hingga halaman luar, membuat pejalan kaki yang melintas tak segan merogoh kocek untuk memuaskan tuntutan perut.
Aku Pav, sudah dua hari ini di Toko Pukus Story aku hanya mengamati pelanggan bersliweran, mengamati deretan roti tawar yang terjual, kue - kue tradisional yang diborong ibu-ibu arisan. Tapi aku paling suka ketika rak di arah pukul 3 diisi berbagai kue khas negara lain dorayaki dengan berbagai macam pasta, pastry baklava nan renyah perpaduan pistacio dan sirup khas turki, atau bolu seperti kerang kebanggan Prancis, Madeleine. Urusan melayani pengunjung biar mbak Dewi dan Mbak Tati saja yang super ramah, agar keeleganan-ku di toko ini tetap terjaga. Buktinya orang - orang melihatku dan tampak kagum dengan keanggunanku. Asal mereka tahu saja tidak semua orang boleh dekat denganku, hanya yang terpilih dan berkantong tebal yang bisa meminangku.
Klinting Klinting
Lonceng kembali berbunyi, kali ini, seorang lelaki berusia 20 tahun berpakaian modis, berjaket denim keluaran levi's original. Ketampanannya mirip artis lokal yaitu Angga Yunanda yang bakal digandrungi bocah sekolah. Benar saja, beberapa anak SMP jadi mengantri membeli leker.
"Bisa saya bantu kak?" Tanya Mbak Tati
"Oh, iya, mamah saya langganan disini, saya mau beli pesenan mamah." Jawab Kakak Angga Wannabe dengan celingukan
Anak - anak SMP itu langsung cekikikan mendengar kemanisan kakak Angga Wannabe yang rela mendatangi toko kue untuk membelikan pesanan mamahnya.
"Apa yang dicari yah kak, saya ambilkan?"
"Agak susah namanya, Balaclava yang dari Turki itu kah ya?"
"Monmaap Kak itu namanya Baklava, kalau Balaclava itu kupluk buat naik gunung, wah kakaknya suka naik gunung juga ya kok tahu Balaclava seperti anak saya? Idaman kak."
"Oh iya itu maksud saya Budhe."
Anak - anak itu cekikikan lagi. Bukan salah Kakak Angga Wannabe karena Mbak Tati memang sudah hampir berumur 40 tahun dengan BB nya yang menunjukkan kemakmuran akibat membawa roti - roti enak gratis dari owner setiap pulang. Memang owner Toko Pukus Story ini agak mellow, tidak tega mengeluarkan karyawan yang semakin berusia. Sambil menunggu Budhe eh Mbak Tati mengepak seluruh stok baklava, Kak Angga Wannabe melihat - lihat ke deretan produk - produk Toko Pukus Story.
Harus kuakui anak lelaki itu ganteng juga, tapi Pav stay cool stay anggun Pav. Dan sepertinya ia cukup berada dengan borongannya. Oh dia hampir datang, aku akan berpura - pura ngga melihatnya ah, dimana - mana lelaki lah yang mengejar.
Kasir Leni menyeru kepada Ferhan untuk ke kasir. Ferhan pun bergegas mengalihkan pandangannya dan pergi menuju kasir.
"Ini saya pack ke 2 box masing - masing box isi 42 ya mas, total 1.500.000." Ujar Kasir Leni
"Baik ini uangnya mbak."
Si lelaki tadi sudah di kasir, pasti mau pergi, sayang sekali pemandangan bagusku hilang. Eh tapi kenapa dia menunjuk-nunjuk ke arahku dan sambil tanya-tanya ke Mbak Leni ya. Modus tapi memang siapa yang tidak tertarik dengan Pav yang diciptakan dalam keanggunan.
****
Aduh bisa - bisanya aku ketiduran di Toko Pukus Story sih mana badanku serasa lemes banget kepanasan gini. Kebayang nanti kalau aku dibuang oleh owner karena tidak anggun lagi. Eh tapi apa mati lampu gelap gini di Pukus Story dan pengap sangat? Ruangan sempit tertutup ini. Terakhir aku ingat cuma suara lonceng Pukus Story. Dan ini suara siapa? Dari nada bicaranya seperti tidak asing, seperti lelaki muda good-looking kemarin.
"Jangan dibukain dulu, fer, biar disitu aja."
"Wah sangar fer kamu kok bisa sih dapat dia, senang - senang kita habis ini."
"Iya dong udah aku incer dari kemarin, harus bisa, ndak tahan brow."
"Ya siapa sih yang ngga bisa menuruti keinginanmu Fer, udah kayak angga yunanda gini."
3 pemuda itu tampak terbahak - bahak membayangkan pesta privat malam ini.
Siapapun itu, tega sekali mengurungku di tempat ini, sebagai blesteran rusia-australia aku tidak kuat dengan cuaca panas dan pengap. Aku jadi kangen Mbak Dewi dan Mbak Tati yang senantiasa menjagaku di Pukus Story. Mereka yang akan bawel dan khawatir dengan kondisiku kalau listrik mati, AC mati. Kenapa lelaki-lelaki ini bisa semena-mena dan merenggut kenyamananku? Tunggu! Harusnya Mbak Dewi dan Mbak Tati tidak mengijinkan aku yang sedang tidak berdaya diculik dan dikurung seperti ini. Apa jangan-jangan mereka juga senang agar aku enyah dari Pukus Story? Mereka memang berlelah - lelah dengan customer sementara aku diberi keistimewaan oleh owner. Bagaimana ini cara keluar dari sini? Tolong aku!
****
Bleg Plok
"Yes yes hahai"
Tetesan cairan seperti sirup merah mengalir di wajah gadis cantik itu, cairan pekat kental putih bertebaran hingga ke rambutnya. Beberapa buah benda berwarna merah berhampuran di lantai. Tangis sesenggukan seorang gadis tak berdaya memenuhi ruangan bernuansa monochrome itu.
"Haaaaaaa"
"Happy Birthday Dek Sava, Happy Birthday Dek Sava, Happy Birthday Happy Birthday Happy Birthday Dek Savaa."
Dek Sava segera mengusap air matanya. Ferhan nampak membersihkan sirup stroberi dari wajah adiknya. Mamah Elia juga membersihkan krim cheese yang ada di kepala Sava. Tinggal tersisa merengue dan beberapa potongan stroberi di kardus cake yang tertulis brand "The Authentic Pavlova from Pukus Story".
"Maaf ya Dek ini cake enak banget loh, tapi si dodol Ryan ini malah nimpukkin ke kepala mu. Ryan apa yang kamu lakukan itu jahat. Cake ini paling mahal, aku pilih yang paling cantik dan anggun di toko langganan mamahku."
"Maaf maaf ya Fer, habisnya kayak kurang asyik kalau ga nemplokin sesuatu ke Birthday Girl ini." ujar Ryan membela diri.
"Ndakpapa mas Fer, masih enak itu, nih stroberinya bisa masukin lagi."
"Wah keren kamu dek Sava cantik - cantik tapi ndak jijikan." Goda Ryan
"Selamat ya sayang, semoga berkah di usia menginjak 17 ini." Mamah Elia memeluk Sava dengan sayang meskipun krim cheese itu kini juga mengenai jilbab satin sutra mamah.
"Ya Allah, Fer. Ngapain kamu jongkok disitu sambil pegang kardus roti, itu cuman cake Fer bukan orang. Makan dah ayok makan, senang - senang di bawah yuk BBQ-an." ajak dondi melihat Ferhan yang melamun dengen pavlova yang sudah tidak berbentuk.
"Aku sedang meratapi kemubadziran, Don."
"Waduh, maap maap ya fer, nanti janji aku makan fer." Ujar Ryan yang menyesal.
"Oh iya, Ferhan nanti kue gandjelrel nya juga dimakan ya, biar hangat suasana hujan begini." Pesan Mamah pada Ferhan dan kawan - kawannya.
"Siap budhe mamah, kue gandjelrel mah harus dimakan pakai kopi ya mah." Ujar Ryan menimpali
****
Cake Pavlova adalah cake khas Selandia Baru dan Australia, perpaduan antara meringue, krim dan buah - buahan segar (stroberi, blueberry, kiwi, leci), sirup mapple dan sirup buah lain juga bisa ditambahkan untuk menambah cita rasa Pavlova.
Credit Picture From letthebakingbegin.com |
Cerita ini adalah fiksi yang diikutsertakan dalam Lomba Blog Menulis Fiksi “Ulang Tahun” yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Semarang Gandjel Rel". Kunjungi Gandjelrel disini